Artinya, ingatlah setiap nikmat yang Allah anugerahkan kepada kita. Karena Dia telah melipatkan nikmat-Nya dari ujung rambut hingga ke bawah kedua telapak kaki.
"jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan sanggup menghitungnya." (QS.Ibrahim:34)
Kesehatan badan, keamanan negara, sandang pangan, udara dan air, semuanya tersedia dalam hidup kita. Namun begitulah, anda memiliki dunia, tetapi tidak pernah menyadarinya. Kita menguasai kehidupan tetapi tak pernah mengetahuinya.
Kita memiliki dua mata, satu lidah, dua bibir, dua tangan dan dua kaki.
Apakah kita mengira bahwa, berjalan dengan kedua kaki itu sesuatu yang sepele, sedang kaki acapkali menjadi bengkak bila digunakan jalan terus-menerus tiada henti? Apakah kita mengira bahwa berdiri tegak di atas kedua betis itu sesuati yang mudah, sedang keduanya bisa saja tidak kuat dan suatu ketika patah? Maka sadarilah, betapa hinanya diri kita manakala tertidur lelap, ketika sanak saudara di sekitar kita masih banyak yang tidak bisa tidur karena sakit yang mengganggunya? Pernahkah kita merasa nista manakala dapat manyantap makanan lezat dan minuman dingin saat masih banyak orang di sekitar kita yang tidak bisa makan dan minum karena sakit.
Coba pikirkan, betapa besarnya fungsi pendengaran, yang dengannya Allah menjauhkan Kita dari ketulian. Coba renungkan dan raba kembali mata anda yang tidak buta. Ingatlah dengan kulit anda yang terbebas dari penyakit lepra dan sopak. Dan renungkan betapa dahsyatnya fungsi otak yang selalu sehat dan terhindar dari kegilaan yang menghinakan.
Adakah anda ingin menukar mata anda dengan emas sebesar gunung Uhud, atau menjual pendengaran anda seharga perak satu bukit? Apakah anda mau membeli istana-istana yang menjulang tinggi dengan lidah anda, hingga anda bisu? Maukah anda menukar kedua tangan anda dengan untaian mutiara, sementara tangan anda buntung?
Begitulah, sebenarnya anda berada dalam kenikmatan tiada tara dan kesempurnaan tubuh, tetapi anda tidak menyadarinya. Anda tetap merasa resah, suntuk, sedih, dan gelisah, meskipun anda masih mempunyai nasi hanga untuk disantap, air segar untuk diteguk, waktu yang tenang untuk tidur pulas, dan kesehatan untuk terus berbuat.
"Dan, Dia menyempurnakan nikmat-Nya kepadamu lahir & batin." (QS.Luqman:20)
Kita memiliki dua mata, satu lidah, dua bibir, dua tangan dan dua kaki.
"Maka nikmat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan" (Qs.Ar-Rahman:13)
Apakah kita mengira bahwa, berjalan dengan kedua kaki itu sesuatu yang sepele, sedang kaki acapkali menjadi bengkak bila digunakan jalan terus-menerus tiada henti? Apakah kita mengira bahwa berdiri tegak di atas kedua betis itu sesuati yang mudah, sedang keduanya bisa saja tidak kuat dan suatu ketika patah? Maka sadarilah, betapa hinanya diri kita manakala tertidur lelap, ketika sanak saudara di sekitar kita masih banyak yang tidak bisa tidur karena sakit yang mengganggunya? Pernahkah kita merasa nista manakala dapat manyantap makanan lezat dan minuman dingin saat masih banyak orang di sekitar kita yang tidak bisa makan dan minum karena sakit.
Coba pikirkan, betapa besarnya fungsi pendengaran, yang dengannya Allah menjauhkan Kita dari ketulian. Coba renungkan dan raba kembali mata anda yang tidak buta. Ingatlah dengan kulit anda yang terbebas dari penyakit lepra dan sopak. Dan renungkan betapa dahsyatnya fungsi otak yang selalu sehat dan terhindar dari kegilaan yang menghinakan.
Adakah anda ingin menukar mata anda dengan emas sebesar gunung Uhud, atau menjual pendengaran anda seharga perak satu bukit? Apakah anda mau membeli istana-istana yang menjulang tinggi dengan lidah anda, hingga anda bisu? Maukah anda menukar kedua tangan anda dengan untaian mutiara, sementara tangan anda buntung?
Begitulah, sebenarnya anda berada dalam kenikmatan tiada tara dan kesempurnaan tubuh, tetapi anda tidak menyadarinya. Anda tetap merasa resah, suntuk, sedih, dan gelisah, meskipun anda masih mempunyai nasi hanga untuk disantap, air segar untuk diteguk, waktu yang tenang untuk tidur pulas, dan kesehatan untuk terus berbuat.
Anda acakali memikirkan sesuatu yang tidak ada, sehingga anda pun lupa mensyukuri yang sudah ada. Jiwa anda mudah terguncang hanya karena kerugian materi yang mendera. Padalah, sesungguhnya anda masih memegang kunci kebahagiaan, memiliki jembatan pengantar kebahagiaan, karunia, kenikmatan, dan yang lain. Maka pikirkan semua itu, dan kemudian syukurilah.
"Dan, pada dirimu sendiri. Maka, apakah kamu tidak memperhatikan."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar